Menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK) dari tempat kerja memang sesuatu yang tidak menyenangkan bagi kebanyakan orang. Termasuk Elis Mardiana, salah satu korban PHK sebuah perusahaan di Mojokerto kota. Ibu dengan dua anak yang sudah berusia dewasa ini harus tetap berjuang untuk keluarga yang tinggal di Wates, Mojokerto. Anak pertamanya dulu sempat kuliah tapi putus di tengah jalan, sedangkan anak keduanya baru lulus pendidikan. Naluri seorang ibu membuatnya semangat untuk terus berusaha bertahan dan memperbaiki kehidupan. Untuk itulah, Elis mulai merintis usaha berjualan kue pukis di rumahnya. Dia belum pernah ikut kursus pembuatan roti kue sebelumnya, Elis nekad berjualan dengan kemampuan sebisanya. Suaminya yang dulu juga bekerja tapi sudah keluar, kini membantunya berjualan.
Mendapat informasi ada pelatihan roti kue gratis bagi korban PHK, Elis tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Setelah mendaftar bersama dengan beberapa teman senasib waktu di-PHK, Elis pun lulus seleksi dan mengikuti pelatihan di BLK Mojokerto. Pelatihan pembuatan roti kue dijalaninya dengan baik dan penuh semangat bersama para korban PHK lain di kelasnya. Semuanya perempuan, hanya satu orang peserta laki-laki. Elis, ibu yang sudah tidak muda lagi, tapi mampu mengikuti pelatihan dengan baik dan sungguh-sungguh. Ia berniat ilmu yang diperoleh di pelatihan dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuannya dalam membuat pukis dan kue lain di rumahnya.
Berkat keuletan dan kesungguhannya, Elis Mardiana menjadi peserta terbaik pelatihan pembuatan roti dan kue kali ini. Pengumuman itu disampaikan oleh Kepala Seksi Pelatihan dan Pengembangan Devan Novendy, SE dalam laporan penutupan pelatihan kemarin (Kamis, 21/8/2025). Tak hanya menjadi peserta terbaik Elis pun mendapat bantuan alat pembuatan roti kue berupa hand mixer dan oven listrik. Semua peserta pelatihan juga mendapat bantuan alat yang sama seperti Elis. “Semoga alat yang diberikan dapat digunakan untuk membuat roti dan kue, apalagi untuk membantu usaha di rumah. Mohon alatnya jangan dijual, ya Bu,” ujar Sri Andayati, SE Kepala BLK Mojokerto dalam sambutan penutupan. Suratman, SH Kepala Seksi Pengembangan dan Pemasaran juga mengingatkan agar alumni pelatihan memberi laporan status kebekerjaannya setelah selesai pelatihan, baik usaha mandiri atau bekerja di tempat lain. Sebelumnya, BLK Mojokerto juga telah menutup selesainya pelatihan institusional tahap IV untuk program mengerjakan proses produksi dan finishing kayu (furniture) pada Kamis, 7/8/2025 lalu. Peserta terbaik kelas ini diraih oleh Mohammad Nursalam. (rb)
